JAKARTA – Mengambil langkah antisipasi dini terhadap ancaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersiap melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Provinsi Riau. Upaya proaktif ini dilakukan lebih awal dari biasanya untuk mencegah terjadinya bencana kabut asap yang dapat melumpuhkan berbagai sektor, termasuk logistik.
Riau merupakan salah satu provinsi yang secara historis rentan terhadap Karhutla, terutama saat memasuki periode musim kemarau. Dampak Karhutla tidak hanya merusak lingkungan dan mengganggu kesehatan masyarakat, tetapi juga seringkali menyebabkan gangguan serius pada aktivitas ekonomi akibat kabut asap pekat.
Bagi dunia usaha dan industri logistik, kabut asap adalah salah satu risiko operasional terbesar di wilayah Sumatera dan sekitarnya. Kabut asap dapat secara drastis mengurangi jarak pandang, yang berakibat pada:
- Pembatalan atau Penundaan Penerbangan: Mengganggu jadwal kargo udara dan pergerakan orang.
- Gangguan Pelayaran: Memperlambat atau bahkan menghentikan sementara aktivitas di pelabuhan.
- Perlambatan Transportasi Darat: Mengurangi kecepatan laju kendaraan dan meningkatkan risiko kecelakaan.
Semua gangguan ini berujung pada keterlambatan pengiriman, peningkatan biaya operasional, dan potensi kerusakan rantai pasok secara keseluruhan.
Oleh karena itu, langkah dini yang diambil oleh KLHK dan BMKG untuk melakukan modifikasi cuaca patut diapresiasi. Operasi TMC, atau yang lebih dikenal sebagai ‘hujan buatan’, bertujuan untuk membasahi lahan-lahan gambut yang rentan terbakar sebelum musim kemarau mencapai puncaknya. Dengan lahan yang tetap basah, potensi munculnya titik api diharapkan dapat ditekan secara signifikan.
Langkah antisipatif ini menunjukkan pentingnya manajemen risiko dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana. Bagi para pelaku bisnis, khususnya di sektor logistik, kesadaran akan risiko musiman seperti Karhutla dan upaya mitigasi yang dilakukan oleh pemerintah menjadi informasi penting untuk perencanaan operasional ke depan.
Diharapkan, upaya modifikasi cuaca dini ini dapat berjalan efektif sehingga potensi gangguan akibat kabut asap di tahun ini dapat diminimalisir, memastikan roda perekonomian dan kelancaran arus logistik tetap terjaga.
